Selasa, 25 Oktober 2016

MAKALAH SEMINAR PROFESI
SISTEM PELUMAS PADA MOTOR BAKAR 2 LANGKAH
Makalah ini disususn   untuk memenuhi syarat
Mata Kuliah Seminar Profesi  Program Studi Teknik Mesin

Disusun Oleh :
Salam Ali Rochman Purba
112211 0055



FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
2014





BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
     Saat ini banyak sekali jenis dan merek pelumas yang beredar di pasar, masing-masing menawarkan kelebihan. Karenanya tak jarang banyak pengguna pelumas yang bingung memilih pelumas yang sesuai untuk kebutuhan mesinnya. Sayangnya, tak semua pemakai pelumas memahami dasar penggunaan pelumas. Biasanya pemilik kendaraan pasrah saja dan mempercayakan urusan yang satu ini kepada para mekanik di bengkel. Apapun kata mekanik mereka terima begitu saja.. Lalu bagaimana sebenarnya sistem pelumasan pada motor 2 langkah dan cara memilih pelumas yang baik untuk mesin kendaraan 2 langkah ?

1.2.  Tujuan
        Tujuan dari pengambilan judul PELUMASAN PADA MOTOR BAKAR 2 LANGKAH adalah untuk menjawab salah satu pertanyaan diatas.
1. Tentukan jenis kendaraan (manual/matic)
2. Jenis pembakaran
3. Mengenal dan memilih pelumas mesin

1.3.  Batasan masalah
        Sistem pelumasan pada Motor Bakar 2 Langkah.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.   Sistem Pelumasan Pada Motor Bakar 2 Langkah
        Sistem pelumasan pada motor 2 langkah berbeda dengan sistem pelumas motor 4 langkah. Jika pada motor 4 tak pelumasan hanya memakai 1 macam oli saja dan pada motor 2 tak pelumasan terbagi menjadi 2 bagian. Pelumas pertama untuk melumasi bagian trasmisi saja, dan pelumas kedua untuk melumasi bagian ruang poros engkol (as-kruk) atau bagian dibelakang piston.

     Pelumasan dibuat berbeda karena ruang transmisi dan ruang engkol (crank shaft) terpisah. Pelumasan pada ruang engkol dibuat tercampur dengan bahan bakar dengan perbandingan tertentu dan kekentalannya lebih encer bila dibandingkan dengan pelumas untuk transmisi.

      Pada motor 2 tak bak engkol (crank shaft) tidak berisi oli pelumas, karena difungsikan sebagai pompa bilas. Guna melumasi bagian poros engkol, batang piston, piston, ring piston dan dinding silinder maka minyak pelumas dicampur dengan campuran bahan bakar yang masuk ke dalam bak engkol (crank shaft) dan silinder.
Metode mencampur minyak pelumas ada 2 macam, yaitu:

2.1.1.  Sistem Pelumasan Langsung
          Merupakan metode sistem pelumas motor 2 tak dengan cara mencampur langsung oli pelumas pada tangki bensin pada perbandingan tertentu.  Perbandingan antara bensin dengan oli adalah 20 – 25 :  1, artinya untuk 20- 25 liter bensin dicampur dengan 1 liter oli.



Sistem pelumas 2 tak  secara langsung

      Saat mesin hidup bensin yang bercampur oli mengalir ke karburator, di karburator campuran bensin dengan oli dikabutkan, dan masuk ke dalam bak engkol,  campuran bensin dan oli melumasi poros engkol, bantalan, batang piston, pena piston dan dinding silinder.  Saat proses bilas campuran masuk ke dalam silinder untuk melumasi piston, ring piston dan dinding silinder.  Saat proses pembakaran campuran bensin dengan oli terbakar,  sisa gas buang dibuang melalui knalpot.

Sistem pelumas secara langsung mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya:
a)   Didalam tangki dan didalam karburator ada kemungkinan oli mengendap sehingga campuran bahan bakar dan oli kurang homogen (komposisi campuran tidak sempurna)

b)   Bensin campur mempunyai viscositas yang lebih tinggi sehingga:
  1. Pada karburator kurang  halus,
  2. Proses pembakaran kurang sempurna,
  3. Tenaga mesin menurun
  4. Banyak endapan karbon di ruang bakar,saluran buang maupun knalpot
  5. Emisi gas buang tinggi
c)   Komposisi campuran tetap, padahal kebutuhan pelumas sebanding dengan putaran mesin, sehingga oli berlebihan pada putaran rendah dan menengah, tetapi kurang saat putaran tinggi.

2.1.2.  Sistem Pelumas Autolube         
          Merupakan  sistem pelumas pada motor 2 tak dengan cara mempompa  sejumlah oli pelumas pada intake manifold. Minyak pelumas yang disemperotkan kemudian bercampur dengan campuran bensin dan udara dari karburator, dan bersam-sama masuk  ke dalam bak engkol.  Pada bak engkol  campuran bensin dan oli melumasi poros engkol, bantalan, batang piston, pena piston dan dinding silinder.  Saat proses bilas campuran masuk ke dalam silinder untuk melumasi piston, ring piston dan dinding silinder.  Saat proses pembakaran campuran bensin dengan oli terbakar,  sisa gas buang dibuang melalui knalpot.
Komponen sistem pelumas autolube adalah:
a)   Tangki oli pelumas untuk menampung oli yang diperlukan
b)   Pompa pelumas yang berfungsi untuk menghisap oli dari tangki oli dan menekan oli pada intake manifold.
c)   Kabel pompa oli untuk mengontrol jumlah oli yang disemprotkan.

Sistem pelumas 2 tak  Autolube

      Dengan adanya pompa oli yang dikontrol bersama gas, memungkinkan jumlah oli yang disemprotkan sesuai dengan kebutuhan beban dan kecepatan sepeda motor. Kebutuhan oli untuk beban  ringan sebesar 80 - 120 : 1, untuk beban menengah 40 – 70 : 1, sedangkan untuk beban tinggi sebesar 18 – 30  : 1.  Dengan adanya sistem injeksi kelemahan pada sistem pelumas campur dapat teratasi.

      Produsen sepeda motor Yamaha menyebut sistem pelumas dengan istilah Autolub, yaitu sistem pelumas dengan automatis mencampur oli dengan campuran bahan bakar pada komposisi yang tepat menggunakan Autolub pump

2.2. Pompa Oli Motor 2 Tak (langkah)
        Pompa oli pada sepeda motor berfungsi untuk memyemperotkan oli agar bercampur dengan gas baru dan masuk kedalam ruang bakar. Jumlah oli yang disemprotkan kedalam ruang bakar harus sesuai dengan ketentuan. Tidak boleh banyak ataupun kurang, jika terlalu banyak mengakibatkan ruang bakar menjadi cepat kotor oleh kerak/karbon dan polusi yang ditimbulkan oleh asap buang gas. Jika kurang mengakibatkan motor menjadi cepat panas dan memungkinkan piston macet didalam silinder.

      Pompa oli pelumas ini berfungsi untuk menghisap oli dari tangki oli dan menekan oli pada karburator. Pompa pelumas motor 2 tak umumnya tipe plunger. Gambar pompa pelumas adalah sebagai berikut:
Pompa oli motor 2 tak tipe plunger
Fungsi bagian pompa:
  1. Worm wheel gear (roda gigi cacing) adalah sebagai gigi yang memutar distributor, putaran worm wheel gear diperoleh dari putaran mesin.
  2. Plunger (Penghisap) berfungsi sebagai piston yang menghisap dan menekan oli.
  3. Check ball (Pencegah) berfungsi sebagai katup satu arah, yang akan membuka saat plunger menekan oli dan menutup saat plunger menghisap oli.
  4. Plunger cam guide pin sebagai pin pembimbing nok agar plunger dapat bergerak maju-mundur saat worm wheel gear berputar.
  5. Adjusting pulley (Katrol penyetel) sebagai pulli yang diputar gas untuk mengatur jumlah oli yang dipompa.
  6. Adjusting plate (pelat penyetel) sebagai plat untuk menyetel panjang langkah pemompaan.
Prinsip kerja:
     Saat mesin hidup maka roda gigi cacing (worm wheel gear) akan berputar dan distributor ikut berputar, bila lubang distributor tepat pada saluran masuknya oli maka oli akan mengalir ke dalam rumah pompa. Distributor dilengkapi dengan cylindrical cam, yaitu nok yang berbentuk silinder, berputarnya distributor menyebabkan cam mendorong torak plunger bergerak mundur untuk menghisap oli, saat cam tidak menekan plunger maka pegas pompa akan mendorong oli, bila lubang keluar tepat pada lubang distributor maka oli akan ditekan keluar menuju karburator dan poros engkol.

2.3.       Fungsi Pelumas
2.3.1.    Fungsi Pelumas Mesin (Oli Mesin)
          Fungsi dari oli pelumas ialah untuk melapisi sekaligus memisahkan dua permukaan logam yang saling bergesekan agar tingkat keausannya dapat dikurangi sekecil mungkin.

      Mekanik tersebut harus terjaga sehingga perputaran/pergerakan mekanik mesin dapat berjalan dengan baik sehingga dapat berumur panjang/lama pemakaiannya. Minyak pelumas/oli mutlak diperlukan, guna mencegah kerusakan mesin.

Fungsi pelumas yang dibutuhkan pada mekanik mesin sebagai berikut :
  1. Anti gesekan dan keausan yaitu Oli mencegah hubungan langsung antara komponen mekanik yang bergesekan sehingga dapat mencegah keausan seminimal mungkin dengan membentuk lapisan (oil film) pada permukaan mekanik tersebut
  2. Pendingin yaitu Oli membawa panas yang terjadi dari gesekan yang ditimbulkan atau akibat pembakaran (pada cylinder block dan piston).
  3. Pembersih yaitu Oli membawa partikel-partikel metal debu, oxidasi dan hydrocarbon. Saat membuka tutup oli pada mesin, biasanya akan terlihat.
  4. Perapat/sealing yaitu Oli juga berfungsi sebagai seal/perapat kompresi pada piston akan ikut terbawa pada saat kompresi dan ikut keluar pada saat ekspansi.
  5. Anti karat/korosi yaitu Oli juga berfungsi melindungi permukaan part/metal dari air dan udara.
  6. Bantalan/Buffer yaitu Oli bertugas meneruskan tekanan secara terpancar dan meredam getaran. Biasanya terjadi jika dua buah roda gigi saling berkaitan atau bantalan jalan dengan poros engkol dan lain-lain, karena benterun atau tumbukan yang tidak terhindarkan.
  7. Meredam suara yaitu Mekanik mesin yang bergerak/berputar dapat menimbulkan bunyi yang berisik, sehingga oli pelumas juga dapat mengurangi atau meredam suara berisik yang timbul.
Faktor lain yang mengotori oli pelumas mesin :
  1. Kotoran karbon dari pembakaran mesin
  2. Debu dan kotoran yang terbawa masuk ke dalam mesin oleh udara atau bahan bakar
  3. Bagian yang halus dari logam, merupakan hasil dari keausan mesin, menjadi bercampur dengan oli.
  4.  Bahan bakar liar dan pembakaran menghasilkan kebocoran melalui ring-ring piston kedalam ruang engkol.
  5. Kondisi/pengembunan air dari kelembaban udara yang melalui mesin
2.3.2.   Fungsi Pelumas Samping (Oli Samping)
            Selain menggunakan pelumas mesin untuk melancarkan kinerja pada kompon di dalam mesin, motor 2 tak menggunakan tambahan pelumasan lainnya berupa oli samping yaitu untuk melumasi bagian piston, setang seher, serta laher bearing as krug. Pastikan kondisi oli samping jangan sampai kering atau kosong. Atur volumenya dengan takaran yang sesuai yaitu tidak terlalu irit dan tidak pula terlalu boros.

            Bila terlalu irit motor akan menjadi kepanasan (Overheat) bila terlalu boros motor akan motor akan mengeluarkan asap yang berlebihan dan tenaga motor akan berkurang. Dalam hal oli samping pada motor 2 tak boleh dibilang merupakan hal yang wajib dan mutlak diperlukan.

            Seluruh komponen mekanik yang bergerak didalam mesin motor bakar selalu terjadi pergesekan. Untuk mengatasinya diperlukan minyak pelumas dan bila tidak diperhatikan pada suatu mesin motor. Maka akan mengakibatkan bagian peralatan yang bergesekan akan cepat aus, timbulnya panas yang berlebihan, tenaga mesin berkurang, dan timbulnya karat. Pelumas yang teratur dan selalu memperhatikan mutu minyak pelumas dapat memperpanjang usia motor terhadap kerusakan kerena terhindar dari keausan silinder, terbakarnya bantalan, pengotoran busi, kemacetan cincin torak, pelumpuran, deposit dan pemborosan bahan bakar. Bagian-bagian yang penting dari mesin motor yang memerlukan pelumasan ialah dinding silinder, piston dan dinding piston, batang piston, bantalan poros engkol, pompa dan distributor pengapian.


BAB III
MENGENAL DAN MEMILIH PELUMAS

3.1.  Macam-Macam Pelumas
        Pelumas berfungsi untuk mengurangi gesekan sehingga komponen tidak cepat aus dan koefisien gesek rendah, sebagai pendingin, perapat, pembersih dan anti karat.

Terdapat beberapa macam pelumas yang digunakan pada sepeda motor, diantaranya
1. Gemuk (grease) digunakan untuk melumasi rantai roda, bearing roda, gigi reduksi motor starter, dan sebagainya. Terdapat 2 macam  gemuk yang sering digunakan, yaitu:
  • a. Calsium soap grease. Digunakan pada pompa oli dan lain-lain. Mempunyai kemampuan tahan panas dan tahan air, sehingga tidak terbawah air meskipun  terkena air.
  • Lathium soap grease. Digunakan untuk bantalan (bearing), dari bahan mineral dengan kekentalan rendah, tahan panas, tahan pemperatur dingin, tahan air, stabilitas mekanis tinggi sehingga sesuai untuk mesin kecepatan tinggi.
2. Pelumas mesin 2 tak (oli samping) Digunakan khusus untuk melumasi poros engkol, batang piston, blok silinder, piston dan ring piston pada motor 2 tak. Mempunyai kekentalan (viscositas) lebih rendah dari pada oli mesin sehingga tahanan pompa rendah,  mudah bercampur dengan bensin, mudah dibakar dan mempunyai daya lumas tinggi.

3. Pelumas mesin (oli mesin) Pada sepeda motor 2 tak digunakan untuk pelumas gigi transmisi dan kopling, untuk motor 4 tak digunakan untuk melumasi bagian-bagian mesin yaitu poros engkol, batang piston, blok silinder, piston, ring piston, transmisi dan kopling.

Syarat oli pelumas mesin adalah:
  • Mempunyai kekentalan yang tepat Kekentalan relatif stabil tanpa banyak terpengaruh temperatus sekelilingnya.
  • Tidak merusak  metal dan seal yang ada
  • Tidak menimbulkan karat
  • Tidak berbusa
3.2. Jenis Oli Pelumas Berdasarkan Bahan Dasar
Oli mineral yaitu oli yang bahan dasarnya dari proses penyulingan bahan mineral.
  1. Oli Vegetebel yaitu oli yang diperoleh dari bahan tumbuh-tumbuhan yaitu minyak dari tumbuhan jarak. Jenis ini mempunyai sifat pelumas yang baik sehingga sering digunakan untuk recing, namum mempunyai kelemahan harga mahal dan tidak dapat digunakan dalam waktu yang lama, karena proses oksidasi terjadi dengan cepat. 
  2. Oli Synthetic yaitu oli yang dibuat dari bahan dasar produk petroleum seperti etylene, kemudian diproses secara kimiawi untuk menghasilkan viskositas yang stabil sesuai dengan karakteristik yang diinginkan.  Keunggulan oli jenis ini adalah karakteristik oli relative stabil, mempunyai kemampuan pelumas yang sangat baik. 
  3. Oli semi synthetic merupakan paduan antara oli mineral dengan synthetic, menghasilkan kemampuan pelumas yang baik dengan harga lebih murah dari synthetic.
3.3.  Viscositas Oli Pelumas
        Dua hal yang perlu diperhatikan pada oli adalah kemampuan pelumas dan viskositas.  Viskositas oli merupakan ukuran kekentalan atau tahanan alir oli pelumas, oli yang mempunyai viskositas tinggi mempunyai tahanan alir yang besar atau lebih kental dan sebaliknya.

     SAE (The Society of Automotive Engineer) yaitu asosiasi ahli otomotif di Amerika mengklasifikasikan viskositas oli dalam nomor SAE.  Pada oli mesin (crank case oil) SAE W (winter grades) diukur pada temperature rendah yaitu – 18 ºC,  pada angka viskositas diberi angka W (winter), viskositas oli rendah yaitu 5 W, sedangkan untuk viskositas tinggi adalah 10 W dan 20 W.

        Pada oli mesin SAE S (Summer grade) diukur pada temperature tinggi yaitu 99 ºC,  oli viskositas rendah yaitu SAE 20, dan termasuk viskositas tinggi yaitu SAE 30, 40, 50

Tabel Viskositas oli pelumas

Berdasarkan viskositasnya  oli yang dijual dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
  1. Single grade oil yaitu oli yang mempunyai tingkat kekentalan tunggal, misalnya SAE 20,  SAE 30,  SAE 40.
  2.  Multi grade oil yaitu oli yang mempunyai tingkat kekentalan ganda, misalnya SAE 5W/20,  SAE 10W/ 30, SAE 20W/50,  SAE 20W/50
3.4.   Kualitas Oli Pelumas
         Kualitas oli mesin merupakan kemampuan oli untuk melakukan fungsi pelumas, semakin tinggi putaran mesin dan kemampuan mesin menuntut kualitas oli yang semakin tinggi, untuk  meningkatkan kualitas oli maka pada oli ditambahkan bahan aditif.

         Kualitas oli diklasifikasikan berdasarkan standard API (American Petroleum Institut).  Pada kemasan oli selain informasi viskositas yaitu SAE juga terdapat tulisan API Service. API service pada oli mesin bensin ditulis dengan hurup awal S diikuti abjad.
  • Contoh : SA, SB, SC, SD,SE, SF, SG, SH, SI, SJ.  Semakin tinggi abjad semakin baik kualitas oli, dari contoh tersebut kualitas oli yang paling  baik adalah SJ.
Aditif yang digunakan untuk oli motor 2 tak, berbeda dengan motor 4 tak.  Pada oli motot 2 tak terdapat  Exhaust Port Blocking yaitu kemampuan oli untuk tidak membuat banyak arang yang dapat menyumbat saluran buang dan knalpot, selain itu juga terdapat anti smoke, yaitu kemampuan oli agar pembakaran tidak mengeluarkan asap tebal.

Perbedaan oli motor 2 tak dengan 4 tak dapat dilihat pula dari kode kualitas oli atau API service. Pada motor 4 tak kode API service untuk motor bensin dengan awalan S, misalnya SF,SH,SG, namun pada oli motor 2 tak API service dengan awalan T, yaitu TA, TB, TC. Semakin tinggi adjad semakin baik kualitas oli, dari contoh tersebut kualitas oli yang paling  baik adalah TC. JASO (Japanese Automobile Standard Organization) membuat standard kualitas pelumas motor 2 tak dimulai dengan huruf F, yaitu FA, FB, FC.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.    Kesimpulan
          Sistem pelumasan adalah sistem pendukung yang sangat penting bagi suatu mesin agar bisa bekerja optimal dan memiliki daya tahan yang bagus, Untuk mengurangi keausan pada komponen didalam mesin yang saling bergesekan maka dibutuhkan pelumasan yang bagus untuk mendukung kinerjanya
Fungsi Penting dari oli pelumas :
  1. Untuk melapisi sekaligus memisahkan dua permukaan logam yang saling bergisekan, agar tingkat keausan logam dapat dikurangi.
  2. Untuk mendinginkan mesin dengan cara menyalurkan panas akibat gesekan dan pembakaran.
  3. Untuk memaksimalkan kompresi dan memperthankan tekanan, agar konsumsi bahan bakar sangat efektif (tidak boros)

4.2.  Saran
        Demikian pentingnya peran pelumas pada komponen mekanik mesin kendaraan, pada umumnya penggantian oli setiap 5.000 km, tetapi hal ini juga tergantung dengan kualitas oli. Bila kendaraan jarang dipakai tentunya kilometer akan relative sedikit, karena itu penggantian oli tidak dapat dilihat hanya dari sisi kilometer saja. Sebaiknya penggantian oli tidak melebihi 1 tahun. Jadi gantilah oli meskipun kilometer  kendaraan belum mencapai 5.000 km.


DAFTAR PUSTAKA
1.Hidayat, Wahyu. 2012. Motor Bensin Modern. Jakarta : Rineka Cipta, PT. ASDI MAHASATYA
2.Mulyadi, Solihin. 2001. Perbaikan Motor Otomotif. Bandung : Armico, PT. ARMICO
3.http://silabusrppsdsmpsma.blogspot.com/2013/06/tsm-sistem-pelumasan-pada-sepeda-motor.html
4.http://danialmandala.blogspot.com/2013/12/pengertian-fungsi-komponen-cara-kerja.html
5.http://agusagus640.blogspot.com/2013/04/sistem-pelumasan-makalah-untukmemenuhi_1737.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar